Sabtu, 22 Februari 2014

Pura Tanah Lot


Pura Tanah Lot


Pura Tanah Lot merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terkenal di pulau dewata ini. Pura ini berada di dalam wilayah desa Baraban, kecamatan Kediri, kabupaten Tabanan, dan berjarak sekitar 33 km di sebelah barat kota Denpasar atau berjarak sekitar 11 km di sebelah selatan kota Tabanan. Berdasarkan asal-usulnya pura ini memiliki arti sebagai "tanah laut" atau "tanah di laut". Kata Tanah Lot mempunyai makna dari kata "Tanah" yang diartikan sebagai batu karang yang menyerupai gili atau pulau kecil, sedangkan kata "Lot atau Lod" mempunyai arti laut. Sehingga nama Tanah Lot diartikan sebagai pulau kecil yang terapung di tengah lautan.
Pura Tanah Lot terkenal sebagai obyek wisata di Bali karena letaknya pura yang berada di atas batu karang di laut dekat pantai. Batu karang tersebut terpisah dengan batu karang yang lainnya dan bilamana air laut sedang pasang maka pura Tanah Lot terlihat seperti mengapung karena dikelilingi oleh air laut yang berombak. Pura Tanah Lot dibangun di atas batu karang seluas ± 3 are dan dapat dicapai dalam beberapa menit dengan berjalan kaki, karena hanya berjarak sekitar 100 meter dari tepi pantai. Bila air laut sedang surut, pada beberapa celah batu karang di sekitar pura Tanah Lot terdapat beberapa ekor ular belang berwarna hitam putih yang sangat jinak dan menurut penduduk setempat bahwa ular-ular tersebut adalah milik dewata yang bertugas sebagai penjaga pura Tanah Lot. Menurut informasi, di sekitar pura juga terdapat mata air tawar yang hanya dapat terlihat bilamana air laut sedang surut.
Pura Tanah Lot adalah pura umum yang berfungsi untuk pemujaan Sang Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Dewa Baruna yaitu dewa penguasa laut. Selain itu juga berfungsi sebagai tempat suci untuk memjua kebesaran dan kemuliaan Dang Hyang Nirartha sebagai seorang pendeta yang dianggap sebagai bhatara Sakti wau Rauh. Dengan demikian pura Tanah Lot adalah tergolong sebagai pura umum yang mempunyai sifat dan karakter sebagai pura Dang Kahyangan. Berbeda dengan pura-pura lainnya di Bali, pura Tanah Lot tidak memiliki beberapa halaman karena dibangun pada suatu dataran batu karang yang tidak beraturan sudut-sudut halamannya. Untuk memasuki pura harus melalui liku-liku batu karang yang merupakan tangga-tangga naik tidak beraturan, mulai dari sebelah utara lalu membelok kearah barat dan ke selatan kemudian harus menaiki beberapa tangga lagi untuk sampai ke halaman pura. Pura Tanah Lot memiliki upacara atau piodalan yang jatuh pada hari Rabu Wage Langkir yang berlangsung setiap 6 bulan atau 210 hari sekali. Pada saat itu seluruh umat Hindu dari berbagai daerah di Bali akan datang bersembahyang untuk memohon keselamatan dan ketentraman.
Sejarah berdirinya pura Tanah Lot berkaitan erat dengan riwayat perjalanan Dang Hyang Nirartha atau yang dikenal dengan sebutan Pedanda Sakti Wau Rauh yang datang dari Blambangan, Jawa Timur ke Bali pada abad ke-16 pada jaman pemerintahan raja Dalem Waturenggong di Gelgel. Beliau mengadakan perjalanan suci (dharmayatra) dengan berjalan menyusuri pantai selatan pulau Bali mulai dari daerah barat sampai ke daerah timur. Dalam perjalanan tersebut, akhirnya beliau sampai pada sebuah pantai di daerah Tabanan, yang tidak jauh dari desa Baraban. Beliau melihat sebuah batu karang yang berbentuk pulau kecil yang berada di laut. Di tempat ini beliau melakukan semadhi atau bertapa dan merasakan getaran-getaran kesucian. Sehingga di atas batu karang tersebut beliau menyarankan agar mendirikan bangunan suci untuk memuja Tuhan yang kemudian menjadi nama pura Tanah Lot.

Garuda Wisnu Kencana


Patung Garuda Wisnu Kencana berlokasi di Bukit Unggasan - Jimbaran, Bali. Patung ini merupakan karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Monumen ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi ikon bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pemelihara (Sthiti), mengendarai burung Garuda. Tokoh Garuda dapat dilihat di kisah Garuda & Kerajaannya yang berkisah mengenai rasa bakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan yang akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.
Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar di dunia dan mengalahkan Patung Liberty.

GWK (Garuda Wisnu Kencana)

Berbagai keunikan dan keindahan terdapat di Bali baik di lihat dari sejarah, tradisi, adat budaya, kesenian dan panorama objek wisata. Sekian banyak objek wisata di pulau Dewata salah satunya adalah Garuda Wisnu Kencana disingkat (GWK).
Taman budaya Garuda Wisnu Kencana ini berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut, di daerah perbukitan batu kapur dan cadas, tepatnya atas bukit Pecatu Nusa Dua, Kabupaten Badung kira kira 40 kilometer sebelah selatan kota Denpasar Bali, kira-kira 30 menit perjalanan dari Bandara ngurah Rai bila menggunakan kendaraan bermotor.
Taman budaya Garuda Wisnu Kencana merupakan jendela seni dan budaya Pulau Dewata dengan latar belakang alam serta panorama yang sangat mengagumkan, menjadikan salah satu tujuan utama untuk berbagai pertunjukan kesenian, pameran, konferensi ataupun kunjungan keagamaan.
Area ini dulu aslinya adalah bukit batu yang miring dan terjal lalu di ubah menjadi kawasan yang indah dan menakjubkan dengan arsitektur yang menawan. Pelaksanaan pengerjaannya dengan cara Bukit dipotong-potong menjadi pilar-pilar raksasa seperti bangunan di mesir tapi tetap dengan nuansa Bali.
Dari kawasan Taman budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) ini kita bisa melihat betapa indahnya pemandangan Pantai Kuta, Jimbaran, Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Benoa.
Luas area Taman Budaya Garuda Wisnu kencana ini lebih kurang 250 hektar, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau mascot Bali, berupa patung berukuran raksasa, patung tersebut adalah patung Dewa Wisnu yang sedang menunggangi burung Garuda. Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta dan Nusa Dua.
Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter, yang buat oleh pematung Bali, I Nyoman Nuarta, Jika pembuatannya selesai, bisa menandingi Patung Liberty di Amerika.
Saat memasuki kawasann ini akan di jumpai beberapa buah pilar batu cadas alami setinggi 25 meter yang berdiri kokoh. Tidak berapa jauh dari patung Dewa Wisnu terdapat sebuah mata air keramat yang dinamakan Parahyangan Somaka Giri, kenapa dikatakan keramat, karena air tersebut keluar dari bukit kapur yang gersang.  Air ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, juga digunakan sebagai salah satu syarat  untuk memanggil hujan.
  Ibarat sebuah kota mini, hampir semua fasilitas ada disini antara lain:
  1. Lotus Pond yang dikelilingi pilar-pilar batu cadas serta latar belakang patung kepala Burung Garuda menjadikan areal berkapasitas 7500 orang ini sangat ideal untuk berbagai pagelaran akbar, baik skala nasional/internasional.
  2. Plaza Wisnu art shop yang menjual berbagai kerajinan khas Bali.
  3. Exhibition Hall tempat untuk mengadakan pameran. 
  4. Amphitheatre dengan kapasitas 800 tempat duduk dan tatanan acoustic kelas  satu merupakan pagelaran seni budaya.
  5. Street Theatre merupakan panggung terbuka untuk konser musik, fashion show dan berbagai pertunjukan.
  6. Jendela Bali restoran dengan panorama pantai jimbaran
Bila anda berkunjung ke Taman budaya Garuda Wisnu kencana (GWK) ini, anda akan menyaksikan kemegahan monumental yang tidak akan ditemukan dibelahan dunia lain selain di Bali, pulau Dewata.
  • Jam Buka                  : Setiap Hari
  • Harga tiket masuk   : Rp.20.000/orang


Taman Laut Bunaken


Taman Laut Bunaken
Taman laut bunaken merupakan destinasi wisata andalan Manado, Sulawesi Utara dan merupakan salah satu taman laut terindah di dunia. Berbagai terumbu karang dan biota laut hidup dan berdesakan di taman laut bunaken. Bagi anda yang gemar dengan wisata bawah laut, bunaken bisa menjadi salah satu tempat pilihan untuk anda.

Letak Geografi Taman laut Bunaken

Taman laut bunaken terletak di Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken Kota Manado, Sulawesi Utara. Bunaken berjarak sekitar 7 mil dari pelabuhan Manado dan dapat ditempuh sekitar 50 menit menggunakan perahu motor bermesin ganda atau hanya sekitar 35 menit jika anda menggunakan speed boat.
Terdapat 5 pulau yang termasuk dalam taman nasional ini yaitu Pulau Naen, Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, Pulau Siladen, dan Pulau Mantehage beserta anak pulau yang di sekelilingnya. Dan jumlah penduduk yang ada di kelima pulau tersebut sekitar 21.000 orang.
Bunaken memiliki beragam kehidupan bawah laut, hal ini dikarenakan taman laut bunaken berada di segitiga emas terumbu karang dunia yang tersebar dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Timor Leste dan kepulauan Solomon
Terdapat puluhan jenis terumbu karang dan ribuan spesies ikan yang hidup di taman laut seluas 75.265 hektare. Keindahan taman laut bunaken telah banyak diminati oleh wisatawan baik dalam negeri maupun wisatawan yang berasal dari luar negeri. Sebagian besar wilayah pantai terdiri dari hutan bakau dan pasir putih.  Taman laut bunaken memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia
Lautnya terdapat terumbu karang yang keras dan lembut, dinding karang yang terjal dengan beraneka bentuk dan warna biota laut diantaranya terdapat ikan hiu, marlin, tuna, kakap, kerapu, barakuda, napoleon, angel fish, kura-kura, mandarin fish, kuda laut, ikan pari, gurita dan berbagai jenis ikan lainnya dan tentu saja yang paling terkenal adalah ikan purba raja laut (Coelacanth).
Tidak ada masa off seasons untuk mengunjungi tamana laut bunaken artinya anda bisa kapan saja mengunjungi dan menyelam di Bunaken. Akan tetapi lebih dianjurkan anda menyelam di taman laut bunaken pada bulan Mei s/d Agustus karena pada saat itu anda akan disambut dengan air laut yang jernih dan begitu hangat dengan temperatur udara 26-31 derajat celcius.

Spot Penyelaman di Taman Laut Bunaken

Keindahan taman laut bunaken dapat dilihat pada lokasi yang disebut lekuan 1, 2, 3, fukui, mandolin, tanjung parigi, ron’s point, sachiko point, pangalisang, muka kampung dan bunaken timur. Selain itu masih banyak lagi spot penyelaman yang terletak di taman laut bunaken, karena Bunaken sendiri memiliki 40 lokasi penyelaman kedalaman yang bervariasi yang menyajikan berbagai jenis ikan tropis dan terumbu karang.
Kawasan yang diresmikan pada tahun 1991 sebagai taman laut nasional juga menawarkan keindahan lain yaitu adanya underwater great walls atau dinding karang raksasa, yang berdiri melengkung keatas.
Bagi anda pecinta fotografi bawah laut, bisa dipastikan anda tidak akan kecewa apabila berkunjung ke taman laut bunaken karena disini anda bisa mendapatkan foto yang spektakuler untuk diabadikan yang sangat jarang anda dapatkan didaerah lain.

Fasilitas dan Akomodasi Resort di Taman laut Bunaken

Bagi anda yang ingin berlama-lama menjelajahi Bunaken anda tidak perlu kuatir karena disini anda akan dengan mudahnya menemui penginapan mulai dari harga backpaker hingga kualitas hotel berbintang. Selain itu, untuk menunjang aktifitas anda selama berwisata di bunaken, anda juga bisa menemukan tempat penyewaan perahu/seedboat, alat snorkeling/alat selam dan kamera bawah laut untuk mengabadikan aktifitas anda selama berada di bawah laut.
Berikut ini beberapa foto dan video Keindahan Taman Laut Bunaken



Objek Wisata Danau Toba


Danau Toba

Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara

Riwayatmu Doeloe

Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Pemandangan indah dari perairan danau Toba menjelang fajar menyingsing dan tenggelam. Banyak titik pandang Danau Toba yang sangat menarik yang belum dinikmati karena pengelolaan priwisata dan lingkungan yang kurang baik.                                  
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang, Berastagi dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Sejarah
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.