Kamis, 26 September 2013

Kebudayaan



DAFTAR ISI

A.    DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
B.     PENGERTIAN KEBUDAYAAN.................................................................................. 3
C.     FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KEBUDAYAAN................................................. 5
D.    WUJUD KEBUDAYAAN.............................................................................................. 6
E.     UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN............................................................................... 8
F.      MACAM-MACAM BUDAYA LOKAL........................................................................ 9
G.    BUDAYA NASIONAL DAN PERWUJUDANNYA................................................... 10
H.    DAMPAK MASUKNYA BUDAYA ASING............................................................... 15




A.    PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
Beberapa pengertian kebudayaan berbeda dengan pengertian di atas, yaitu:
  1. Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam suatu ruang dan waktu.
  2. Kebudayaan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan kepercayaan seni, moral, hukum, adat serta kemampuan serta kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
  3. Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu masyaraakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli:
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
4. Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.
6. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
7. Francis Merill
  • Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial
  • Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis.
8. Bounded et.al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya diantara para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem pendidikan dan semacam itu.
9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan secara genetikal.
10. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
11. Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.


B.     FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KEBUDAYAAN

     Ada tiga point inti yang akan dibahas dalam materi faktor-faktor yang mempengaruhi kebudayaan, yaitu letak geografis suatu negara tersebut, sejarah dari generasi sebelumnya, dan pengaruh dari bangsa lain. Berikut penjabaran yang saya dapatkan.
Menurut  Dr. H. Th. Fischer dalam bukunya Pengantar Antropologi  ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kebudayaan, dan secara garis besar disebutkan berikut ini :
      1.       Faktor Kitaran Geografis (lingkunngan hidup, geografisch milleu)
Faktor lingkungan fisik lokasi geografis merupakan sesuatu corak budaya sekelompok masyarakat. Dengan kata lain, faktor kitaran geografis merupakan determinisme yang berperan besar dalam pembentukan suatu kebudayaan.
      2.       Faktor Induk Bangsa
Ada dua pandangan yang berbeda mengenai faktor induk bangsa ini, yaitu pandangan barat
Dan pandangan Timur. Pandangan barat berpendapat bahwa perbedaan induk bangsa dari beberapa kelompok masyarakat mempunyai pengaruh besar tehadap suatu corak kebudayaan. Berdasarkan pandangan barat, umumnya tingkat peradaban didasarkan atas ras. Oleh karena itu, bangsa-bangsa yang berasal dari ras Caucasoid dianggap lebih tinggi daripada ras lain, yaitu Mongoloid dan Negroid yang lebih rendah dari ras Mongoloid yang memiliki ras khusus seperti Bushman (Afrika Selatan), Vedoid (Sri Langka), dan Australoid (Australia). Tetapi, pandangan Timur berpendapat, bahwa peranan induk bangsa bukanlah sebagai faktor yang mempengaruhi kebudayaan. Karena, kenyataannya dalam sejarah budaya Timur sudah lebih dulu lahir dan cukup tinggi justru pada saat bangsa barat masih “tidur dalam kegelapan”. Hal tersebut semakin jelas ketika dalam abad XX, bansga Jepang termasuk ras Mongoloid mampu membuktikan bahwa mereka bangsa-bangsa Timur tidak dapat dikatakan lebih rendah daripada bangsa Barat.
      3.       Faktor Saling Kontak antarbangsa
Hubungan yang makin mudah antarbangsa akibat sarana perhubungan yang makon sempurna menyebabkan satu bangsa  mudah berhubungan dengan bangsa lain. Akibat adanya hubungan antarbangsa ini, dapat atau tidaknya suatu bangsa mempertahankan kebudayaannya tergantung dari pengaruh kebudayaan mana yang lebih kuat. Apabila kebudayaan asli lebih kuat daripada kebudayaan asing maka kebudayaan asli dapat bertahan. Tettapi, apabila kebudyaan asli lebih lemah dari kebudayaan asing maka lenyaplah kebudayaan asli dan terjadilah budaya jajahan yang bersifat tiruan (colonial and imitative culture). Teteapi, dalam kontak antarbangsa ini, yang banyak terjadi adalah adanya keseimbangan yang melahirkan buday campuran (acculturation). Indonesia yang terletak dalam posisi silang dunia, kebudayaannnya memiliki konsekuensi yang besar dari pengaruh luar. Dalam hal ini  sejarah telah menggambarkannya dengan nyata. Selain pengaruh dari luar, masalah waktu sebenarnya ikut berperan sebagai faktor penunjang dalam pembentukan suatu kebudayaan.

C.    WUJUD KEBUDAYAAN
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMt_8Uj64XAXIA6jGtnu1nYVfdLgg19ghij1LtxPRBD3OytqUM4soPtiaWUa9OO1nRA_TvrkOBjjY59I0IaXct0utRcBNXtEVIPPuOZW81fem8h51uju0AS7vZWAXnv5S1WUgQzyM3/s320/idea.jpgMenurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.





·         ·         Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP4cf1uMsuWAKdKuB5p4K6B7mtkRMnJMaCtqkm8ItRasOdRjJkXJZ1XyUbUnFBcZPn87wzHFa8UWFCU7a6RUgfat9L8z5HVCWKomGnH1QHkw-7bk228IUlS_azyUlGXA8OCVMZmDQM/s200/bali.jpg
·         ·         Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQbP3H0aAtOPb0H1JA7JjBzdxJd7Y3jhRP_4v-edEy-TK6gR6KEaBKBRjZfbIZp5wIhkWFH0-o3DlgefVJ0ncibxxAULAWDUn4-rW9CUVXFVngVeqrtF5iizIXzTnOv8Ma-Xrhipmo/s200/garis1.jpg
·         ·         Artefak (karya)Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

D.    UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
  1. Kesenian
  2. Sistem teknologi dan peralatan
  3. Sistem organisasi masyarakat
  4. Bahasa
  5. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
  6. Sistem pengetahuan
  7. Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :
1.Kesenian 
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2.Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
3.Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4.Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5.Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6.Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
 7.Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

E.     MACAM-MACAM BUDAYA LOKAL

Berdasarkan daerahnya, wilayah Indonesia menurut Konjaraningrat ( 1999 ) terdiri atas beberapa budaya lokal, sebagai berikut.
 
1. Tipe Masyarakat berdasarkan sistem berkebun
    Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang sederhana dengan keladi dan ubi jalar sebagai 
     tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu dan meramu.

2. Tipe Masyarakat Pedesaan Berdasarkan Cara Bercocok Tanam di Ladang
    Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi
    sebagai tanaman pokok.

3.
Tipe Masyarakat Pedesaan Berdasarkan Sistem Bercocok Tanam di Sawah
    Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di Sawah dengan padi sebagai
    tanaman pokonya. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak sempit.

4. Tipe Masyarakat Perkotaan
    Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri -ciri pusat pemerintahan dengan sektor
     perdagangan dan industri yang lemah.

5. Tipe Mayarakat Metropolitan
    Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan sektor perdagangan dan industri yang agak berarti.

F.     BUDAYA NASIONAL DAN PERWUJUDANNYA
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:

Rumah adat

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fd/Rumah_Gadang.jpg/200px-Rumah_Gadang.jpg
Rumah gadang, rumah adat sumatera barat

Tarian

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/1e/Dancer_look.jpg/220px-Dancer_look.jpg
Tari tradisional, bagian dari budaya daerah yang menyusun kebudayaan nasional Indonesia
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan pemerintah.
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.

 

Lagu

Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname.
Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku.
Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa perang kemerdekaan.
Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.

 

Musik

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7e/Traditional_indonesian_instruments04.jpg/250px-Traditional_indonesian_instruments04.jpg
Gamelan

Identitas musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali
Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri.[3] Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong, sementara musik modern adalah pop dan dangdut.

 

Seni Gambar

Seni Patung

 

Pakaian Adat

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f5/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Si_gale_gale_dans_TMnr_20025981.jpg/220px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Si_gale_gale_dans_TMnr_20025981.jpg
Ulos yang dipakai penari Sigale gale.

 

Seni Suara

 

Seni Sastra

Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.

 

 

 

Makanan

Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/69/Food_Sundanese_Restaurant%2C_Jakarta.jpg/260px-Food_Sundanese_Restaurant%2C_Jakarta.jpg
Contoh hidangan Indonesia khas Sunda; ikan bakar, nasi timbel (nasi dibungkus daun pisang), ayam goreng, sambal, tempe dan tahu goreng, dan sayur asem; semangkuk air dengan jeruk nipis adalah kobokan.
Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.

 

Film

Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah Abang, Batavia dengan nama Gambar Idoep yang menayangkan berbagai film bisu.
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung.
Perfilman Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady, Desy Ratnasari.
Selain film-film komersil, juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.


G.    DAMPAK MASUKNYA BUDAYA ASING

DAMPAK POSIF MASUKNYA BUDAYA ASING
Ø  Dapat mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa2 yg maju sehingga mampu mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti mereka.
Ø  Adanya kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita sendiri ke luar negeri
Ø  Terjadinya akulturasi budaya yg mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yg unik.
Ø  Moderisasi yang berdampak pada kemajuan pembangunan
Ø  Kemajuan teknologi yang tanpa batas
Ø  Perubahan dan peningkatan pada perekonomian bangsa
Ø  Mudahnya mendapat informasi melalui jaringan internet
Ø  Meningkatnya adanya pembauran budaya yang membuat kebudayaan bangsa semakin kaya

DAMPAK NEGATIF MASUKNYA BUDAYA ASING
Ø  Masuknya budaya asing yg lebih mudah diserap dan ditiru oleh masyarakat baik tua maupun muda, dan parahnya yg ditiru biasanya yg jelek2. Meniru perilaku yg buruk
Ø  Adanya globalisasi bisa memungkinkan hilangnya suatu kebudayaan karena adanya percampuran antara kebudayaan lokal dgn kebudayaan dr luar, bisa juga karna memang tidak ada generasi penerus yg melestarikan budaya tsb.
Ø  Mudah terpengaruh oleh hal yg berbau barat. Generasi muda lupa akan identitasnya sebagai bangsa Indonesia karena perilakunya banyak meniru budaya barat.
Ø  Menumbuhkan sifat dan sikap individualisme, tidak adanya rasa kepedulian terhadap orang lain. Padahal bangsa indonesia dulu terkenal dgn gotong royong.
Ø  Berubahnya arah ideologi pancasila ke ideologi libralisme
Ø  Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri yang membanjiri di Indonesia
Ø  Anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sbagai bangsa indonesia, karena gaya hidup cenderung meniru budaya barat
Ø  Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin,karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi
Ø  Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antar perilaku sesama warga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar