DAFTAR ISI
A. DAFTAR
ISI.................................................................................................................... ii
B.
PENGERTIAN KEBUDAYAAN.................................................................................. 3
C.
FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KEBUDAYAAN................................................. 5
D. WUJUD
KEBUDAYAAN.............................................................................................. 6
E. UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN............................................................................... 8
F.
MACAM-MACAM BUDAYA LOKAL........................................................................ 9
G.
BUDAYA NASIONAL DAN PERWUJUDANNYA................................................... 10
H.
DAMPAK MASUKNYA BUDAYA ASING............................................................... 15
A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Kata budaya dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat.
Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang
cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan
sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga
dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
Beberapa
pengertian kebudayaan berbeda dengan pengertian di atas, yaitu:
- Kebudayaan adalah cara berfikir dan cara merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial (masyarakat) dalam suatu ruang dan waktu.
- Kebudayaan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan kepercayaan seni, moral, hukum, adat serta kemampuan serta kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
- Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu masyaraakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.
1.
Edward B. Taylor
Kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota
masyarakat.
2.
M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan
mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi,
dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
3.
Koentjaraningrat
Kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
4.
Dr. K. Kupper
Kebudayaan
merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam
bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5.
William H. Haviland
Kebudayaan
adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota
masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan
perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat.
6.
Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.
7.
Francis Merill
- Pola-pola perilaku yang dihasilkan oleh interaksi sosial
- Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang ditemukan melalui interaksi simbolis.
8.
Bounded et.al
Kebudayaan
adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan
manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai
rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya diantara
para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan
dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem
pendidikan dan semacam itu.
9.
Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan
adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan
produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan
sekedar dialihkan secara genetikal.
10.
Robert H Lowie
Kebudayaan
adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian
yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan
masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
11.
Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan
adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah
pikiran dan dalam penghidupan.
B. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK KEBUDAYAAN
Ada tiga
point inti yang akan dibahas dalam materi faktor-faktor yang mempengaruhi
kebudayaan, yaitu letak geografis suatu negara tersebut, sejarah dari generasi
sebelumnya, dan pengaruh dari bangsa lain. Berikut penjabaran yang saya
dapatkan.
Menurut Dr. H.
Th. Fischer dalam bukunya Pengantar
Antropologi ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kebudayaan, dan
secara garis besar disebutkan berikut ini :
1.
Faktor Kitaran Geografis (lingkunngan
hidup, geografisch milleu)
Faktor lingkungan fisik lokasi
geografis merupakan sesuatu corak budaya sekelompok masyarakat. Dengan kata
lain, faktor kitaran geografis merupakan determinisme yang berperan besar dalam
pembentukan suatu kebudayaan.
2.
Faktor Induk Bangsa
Ada dua pandangan yang berbeda
mengenai faktor induk bangsa ini, yaitu pandangan barat
Dan pandangan Timur. Pandangan barat
berpendapat bahwa perbedaan induk bangsa dari beberapa kelompok masyarakat
mempunyai pengaruh besar tehadap suatu corak kebudayaan. Berdasarkan pandangan
barat, umumnya tingkat peradaban didasarkan atas ras. Oleh karena itu,
bangsa-bangsa yang berasal dari ras Caucasoid dianggap lebih tinggi daripada
ras lain, yaitu Mongoloid dan Negroid yang lebih rendah dari ras Mongoloid yang
memiliki ras khusus seperti Bushman (Afrika Selatan), Vedoid (Sri Langka), dan
Australoid (Australia). Tetapi, pandangan Timur berpendapat, bahwa peranan
induk bangsa bukanlah sebagai faktor yang mempengaruhi kebudayaan. Karena,
kenyataannya dalam sejarah budaya Timur sudah lebih dulu lahir dan cukup tinggi
justru pada saat bangsa barat masih “tidur dalam kegelapan”. Hal tersebut
semakin jelas ketika dalam abad XX, bansga Jepang termasuk ras Mongoloid mampu
membuktikan bahwa mereka bangsa-bangsa Timur tidak dapat dikatakan lebih rendah
daripada bangsa Barat.
3.
Faktor Saling Kontak antarbangsa
Hubungan yang makin mudah
antarbangsa akibat sarana perhubungan yang makon sempurna menyebabkan satu
bangsa mudah berhubungan dengan bangsa lain. Akibat adanya hubungan
antarbangsa ini, dapat atau tidaknya suatu bangsa mempertahankan kebudayaannya
tergantung dari pengaruh kebudayaan mana yang lebih kuat. Apabila kebudayaan
asli lebih kuat daripada kebudayaan asing maka kebudayaan asli dapat bertahan.
Tettapi, apabila kebudyaan asli lebih lemah dari kebudayaan asing maka
lenyaplah kebudayaan asli dan terjadilah budaya jajahan yang bersifat tiruan
(colonial and imitative culture). Teteapi, dalam kontak antarbangsa ini, yang
banyak terjadi adalah adanya keseimbangan yang melahirkan buday campuran
(acculturation). Indonesia yang terletak dalam posisi silang dunia,
kebudayaannnya memiliki konsekuensi yang besar dari pengaruh luar. Dalam hal
ini sejarah telah menggambarkannya dengan nyata. Selain pengaruh dari
luar, masalah waktu sebenarnya ikut berperan sebagai faktor penunjang dalam
pembentukan suatu kebudayaan.
C. WUJUD KEBUDAYAAN
·
·
Gagasan (Wujud ideal) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya
yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini
terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka
lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil
karya para penulis warga masyarakat tersebut.
·
·
Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya
konkret, terjadi dalam kehidupan sehari hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
·
·
Artefak (karya)Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.Dalam kenyataan
kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan
ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak)
manusia.
D. UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan
ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan.
Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
- Kesenian
- Sistem teknologi dan peralatan
- Sistem organisasi masyarakat
- Bahasa
- Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
- Sistem pengetahuan
- Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya
asli negara kita memang sudah mulai memudar, faktor dari budaya luar memang sangat
mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda
jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga
mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya
orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli
negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan
asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya
universal yaitu :
1.Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik
manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka
sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2.Sistem
teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia
mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
3.Sistem
organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran
manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun
tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga
timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4.Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya
sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi
antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal
seperti bahasa Inggris.
5.Sistem
mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia
mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6.Sistem
pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap
manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan
mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang
lain juga mengerti.
7.Sistem
religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya
Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan
Maha Kuasa.
E. MACAM-MACAM BUDAYA LOKAL
Berdasarkan
daerahnya, wilayah Indonesia menurut Konjaraningrat ( 1999 ) terdiri atas
beberapa budaya lokal, sebagai berikut.
1. Tipe Masyarakat berdasarkan sistem berkebun
Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang sederhana dengan keladi dan ubi jalar sebagai
tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu dan meramu.
2. Tipe Masyarakat Pedesaan Berdasarkan Cara Bercocok Tanam di Ladang
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi
sebagai tanaman pokok.
3. Tipe Masyarakat Pedesaan Berdasarkan Sistem Bercocok Tanam di Sawah
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di Sawah dengan padi sebagai
tanaman pokonya. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak sempit.
4. Tipe Masyarakat Perkotaan
Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri -ciri pusat pemerintahan dengan sektor
perdagangan dan industri yang lemah.
5. Tipe Mayarakat Metropolitan
Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan sektor perdagangan dan industri yang agak berarti.
1. Tipe Masyarakat berdasarkan sistem berkebun
Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang sederhana dengan keladi dan ubi jalar sebagai
tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu dan meramu.
2. Tipe Masyarakat Pedesaan Berdasarkan Cara Bercocok Tanam di Ladang
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi
sebagai tanaman pokok.
3. Tipe Masyarakat Pedesaan Berdasarkan Sistem Bercocok Tanam di Sawah
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di Sawah dengan padi sebagai
tanaman pokonya. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak sempit.
4. Tipe Masyarakat Perkotaan
Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri -ciri pusat pemerintahan dengan sektor
perdagangan dan industri yang lemah.
5. Tipe Mayarakat Metropolitan
Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan sektor perdagangan dan industri yang agak berarti.
F. BUDAYA NASIONAL DAN PERWUJUDANNYA
Kebudayaan daerah
tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia.
Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa
kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:
Rumah adat
Rumah
gadang, rumah adat sumatera barat
Tarian
Tari
tradisional, bagian dari budaya daerah yang menyusun kebudayaan nasional
Indonesia
Tarian Indonesia
mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.
Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar
budaya bangsa Austronesia dan Melanesia,
dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh
barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia
memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000
tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di
berbagai sanggar
dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang
dijalankan pemerintah.
Untuk keperluan
penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai
kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era:
era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi
dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan,
dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya,
tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.
Lagu
Lagu daerah atau
musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal
dari suatu daerah
tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh
rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah
ini tidak diketahui lagi alias noname.
Lagu kedaerahan
mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat
kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa
daerahnya masing-masing seperti Manuk
Dadali dari Jawa Barat dan Rasa
Sayange dari Maluku.
Selain lagu daerah,
Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik yang
dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa perang
kemerdekaan.
Perbedaan antara
lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan ditetapkan secara
resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya
merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri
khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia
Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.
Musik
Gamelan
Identitas musik
Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman
Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi.
Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi,
terutama gendang
dan gong. Beberapa
berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau Rote,
angklung
dari Jawa
Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali
Musik di Indonesia
sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang bermacam-macam,
sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya dan seninya
sendiri.[3]
Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan
pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari
adalah gamelan,
angklung dan
keroncong,
sementara musik modern adalah pop
dan dangdut.
Seni Gambar
Seni Patung
Pakaian Adat
Ulos
yang dipakai penari Sigale gale.
Seni Suara
Seni Sastra
Sastra Indonesia
adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia
Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling
melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah
tersebut.
Sastra Indonesia
sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia.
Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa
Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu turunannya).
Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra
yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara
berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa
Melayu yang tinggal di Singapura.
Makanan
Contoh
hidangan Indonesia khas Sunda;
ikan bakar, nasi timbel
(nasi dibungkus daun pisang), ayam goreng, sambal,
tempe
dan tahu
goreng, dan sayur asem; semangkuk air dengan
jeruk nipis adalah kobokan.
Masakan
Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya
dan tradisi
berasal dari kepulauan Nusantara
yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya
nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan
bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri,
cabai,
temu
kunci, lengkuas,
jahe,
kencur,
kunyit,
kelapa
dan gula
aren
dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat
yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India,
Tiongkok,
Timur
Tengah, dan Eropa.
Pada dasarnya
tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih
kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.
Sebagai contoh, beras
yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras
yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum
untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar.
Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan
Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi
piring.
Film
Era awal perfilman
Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama
di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah Abang, Batavia dengan
nama Gambar Idoep yang
menayangkan berbagai film bisu.
Film pertama yang
dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu
tahun 1926 yang berjudul
Loetoeng
Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger
dan L.
Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada
dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan
Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan
muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember,
1926 di teater Elite and Majestic, Bandung.
Perfilman
Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di
negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop
lokal. Film-film yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film
lain. Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky
Alexander, Meriam Bellina, Lydia
Kandou, Nike Ardilla, Paramitha
Rusady, Desy Ratnasari.
Selain film-film
komersil, juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan
penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine
Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang dimainkan
oleh Christine Hakim seperti Daun di
Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan.
Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku
Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi
karena diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel
tanpa huruf R, Kwaliteit 2
yang turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali
diadakan pada tahun 2004
setelah vakum selama 12 tahun.
G. DAMPAK MASUKNYA BUDAYA ASING
DAMPAK POSIF MASUKNYA BUDAYA ASING
Ø Dapat
mempelajari kebiasaan, pola pikir dan perilaku bangsa2 yg maju sehingga mampu
mendorong kita untuk lebih baik lagi dan maju seperti mereka.
Ø Adanya
kemudahan untuk memperlihatkan dan memperkenalkan kebudayaan negeri kita
sendiri ke luar negeri
Ø Terjadinya
akulturasi budaya yg mungkin bisa menciptakan kebudayaan baru yg unik.
Ø Moderisasi
yang berdampak pada kemajuan pembangunan
Ø Kemajuan
teknologi yang tanpa batas
Ø Perubahan
dan peningkatan pada perekonomian bangsa
Ø Mudahnya
mendapat informasi melalui jaringan internet
Ø Meningkatnya
adanya pembauran budaya yang membuat kebudayaan bangsa semakin kaya
DAMPAK NEGATIF MASUKNYA BUDAYA ASING
Ø
Masuknya budaya asing yg lebih mudah
diserap dan ditiru oleh masyarakat baik tua maupun muda, dan parahnya yg ditiru
biasanya yg jelek2. Meniru perilaku yg buruk
Ø
Adanya globalisasi bisa memungkinkan
hilangnya suatu kebudayaan karena adanya percampuran antara kebudayaan lokal
dgn kebudayaan dr luar, bisa juga karna memang tidak ada generasi penerus yg
melestarikan budaya tsb.
Ø
Mudah terpengaruh oleh hal yg berbau
barat. Generasi muda lupa akan identitasnya sebagai bangsa Indonesia karena
perilakunya banyak meniru budaya barat.
Ø
Menumbuhkan sifat dan sikap
individualisme, tidak adanya rasa kepedulian terhadap orang lain. Padahal bangsa indonesia dulu
terkenal dgn gotong royong.
Ø Berubahnya
arah ideologi pancasila ke ideologi libralisme
Ø Hilangnya
rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri yang
membanjiri di Indonesia
Ø Anak
muda banyak yang lupa akan identitas diri sbagai bangsa indonesia, karena gaya
hidup cenderung meniru budaya barat
Ø Mengakibatkan
adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin,karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi
Ø Munculnya
sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antar perilaku sesama
warga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar